Berita
Melihat Prospek Kinerja Chandra Asri Pacific pada 2024
kabarkutim.com.com, Jakarta – PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) optimis mampu meraih hasil positif di tahun 2024. Hal ini seiring dengan kuatnya permintaan produk petrokimia di Indonesia.
Direktur Sumber Daya Manusia dan Korporasi Chandra Asri Pacific Suryandi mengatakan saat ini Indonesia masih berstatus net importir produk petrokimia dengan pangsa sekitar 50%-55% dari total kebutuhan petrokimia nasional.
Oleh karena itu, potensi pertumbuhan penjualan Chandra Asri pada tahun ini masih terbuka lebar, mengingat perseroan bisa fokus memenuhi kebutuhan petrokimia dalam negeri.
Kapasitas produksi Chandra Asri tentunya akan kita optimalkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dengan kapasitas yang ada, kita mungkin bisa meraih angka penjualan seperti tahun lalu, kata Suryandi saat jumpa pers, Rabu (1/10/2024). .
Lanjutnya, manajemen TPIA juga terus memantau perolehan laba bersih perseroan. Pasalnya bisnis petrokimia tidak lepas dari dinamika yang terjadi di pasar global.
Misalnya saja sentimen seperti konflik geopolitik Rusia-Ukraina dan Israel-Palestina yang sedang berlangsung tentunya dapat mempengaruhi pergerakan harga minyak dunia yang pada akhirnya berdampak pada kinerja industri petrokimia.
Pasokan dan permintaan industri petrokimia juga dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang masih belum menentu.
“Terlepas dari dinamika pasar, kami berkomitmen untuk menyelesaikan rencana pengembangan bisnis perusahaan,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) menyiapkan belanja modal (capex) sekitar USD 400 juta pada tahun 2024.
Direktur Sumber Daya Manusia dan Korporasi Chandra Asri Suryandi mengatakan dana senilai $300 juta akan disisihkan untuk pembangunan pabrik Chlor Alkali-Ethylene Dichloride (CA-EDC).
“Kami serius, kami berharap proyek itu bisa terealisasi tahun ini. Butuh waktu sekitar 26 hingga 28 bulan untuk menyelesaikan proyek tersebut,” ujarnya dalam jumpa pers, Rabu (1 Oktober 2024).
Lanjutnya, setelah pabrik selesai dibangun, ia berharap pabrik tersebut dapat memberikan kontribusi positif terhadap margin Chandra Asra.
Seperti diketahui, pabrik CA-EDC akan dibangun melalui anak usahanya, PT Chandra Asri Alkali untuk perluasan sektor kimia. Chandra Asri Group juga melanjutkan komitmennya untuk membangun kompleks petrokimia global kedua (CAP2) dalam upaya membantu Indonesia mengurangi beban impor.
Fasilitas manufaktur global Chandra Asri CA-EDC mendukung rantai nilai baja nikel, yang merupakan komponen penting dalam industri kendaraan listrik yang sedang berkembang saat ini.
Chandra Asri melalui anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya, Chandra Asri Alkali (CAA), sedang mengembangkan fasilitas CA-EDC yang akan memproduksi lebih dari 400 KTA caustic soda dan 500 KTA ethylene dichloride (EDC).
Pada penutupan perdagangan saham Rabu 10 Januari 2024, saham TPIA turun 5,21 persen ke Rp 4.000 per saham. Saham TPIA dibuka menguat 260 poin pada Rp 39,60 per saham. Saham TPIA berada pada harga tertinggi Rp 4.270 dan terendah Rp 3.560 per saham. Total frekuensi perdagangan sebanyak 34.204 kali dengan volume perdagangan 1.197.285 lembar saham. Nilai transaksi Rp 481,6 miliar.
Sebelumnya diumumkan bahwa PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) berganti nama perusahaan menjadi PT Chandra Asri Pacific Tbk. Perubahan ini telah resmi disetujui oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada tanggal 3 Januari 2024.
Selain itu, perubahan nama ini juga telah disetujui oleh para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 29 Desember 2023. Perubahan nama ini dilakukan sebagai bentuk transformasi berupa diversifikasi portofolio bisnis.
Dimana Chandra Asri Pacific tidak lagi fokus hanya pada sektor petrokimia saja namun telah memperluas cakupan bisnisnya hingga mencakup sektor kimia dan penyediaan infrastruktur. Selain itu, perubahan nama ini juga memperkuat reputasi perusahaan sebagai mitra pertumbuhan (#YourGrowthPartner) yang berperan sebagai tulang punggung sektor-sektor strategis di tanah air.
“Perubahan nama perseroan menjadi PT Chandra Asri Pacific Tbk sejalan dengan upaya perseroan yang saat ini sedang melakukan diversifikasi usaha dalam upaya memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada seluruh pemangku kepentingan. Nama baru ini juga mendukung visi perseroan untuk menjadi perusahaan kimia terkemuka dan terkemuka. perusahaan solusi infrastruktur di Indonesia,” kata Direktur HR dan Corporate Affairs Chandra Asri Group Suryandi dalam keterbukaan informasi bursa, Jumat (1/5/2024).
Chandra Asri Group saat ini sedang melakukan diversifikasi bisnis dalam upaya memperkuat kinerja perusahaan. Perseroan mengakuisisi PT Krakatau Chandra Energi yang dahulu bernama PT Krakatau Daya Electric dan PT Krakatau Tirta Industri di bidang infrastruktur melalui anak usahanya PT Chandra Daya Investasi (CDI) pada awal tahun 2023.
Chandra Asri Group selanjutnya juga akan membangun pabrik Chlor-Alkali-Ethylene Dichloride (CAA-EDC) melalui anak usahanya, PT Chandra Asri Alkali, untuk memperluas sektor kimia. Chandra Asri Group juga melanjutkan komitmennya untuk membangun kompleks petrokimia global kedua (CAP2) dalam upaya membantu Indonesia mengurangi beban impor.
Sebelumnya, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mengumumkan perubahan nama perseroan menjadi PT Chandra Asri Pacific Tbk. Rencana tersebut telah disetujui oleh pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada 29 Desember 2023.
Menyetujui perubahan nama perseroan dari PT Chandra Asri Petrochemical Tbk menjadi PT Chandra Asri Pacific Tbk atau nama lain yang disetujui oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan, serta menyetujui penyesuaian nama perseroan. nama dalam seluruh izin dan dokumen perusahaan lainnya,” mengutip hasil RUPSLB dalam keterbukaan informasi Bursa, Rabu (1 Maret 2024).
Pergantian nama perseroan nampaknya sejalan dengan fase diversifikasi bisnis yang dijalani saat ini. Sebelumnya, perseroan mendapat investasi senilai $194 juta dari Electric Generating Public Company Limited atau EGCO Group (EGCO), produsen listrik independen di Thailand.
Setelah proses transaksi selesai, EGCO akan memiliki 30 persen saham di anak perusahaan Chandra Asri Group, PT Chandra Daya Investasi (CDI), yang didedikasikan untuk solusi infrastruktur.
Sementara Chandra Asri Group akan tetap memegang saham mayoritas sebesar 70 persen di CDI. Dana bersih yang diperoleh akan digunakan untuk mengembangkan bisnis infrastruktur Chandra Asri Group dan EGCO, termasuk fasilitas listrik, air, dan pelabuhan.
Selain perubahan nama, RUPSLB perseroan juga menyetujui pengunduran diri Nattapong Tumsaroj dari jabatannya sebagai direktur perseroan efektif 1 Januari 2024. Selain itu, menyetujui pengangkatan Anawat Chansaksoong sebagai direktur baru perseroan untuk melanjutkan sisanya. Masa jabatan Nattapong Tumsaroj berlaku sejak 1 Januari 2024 hingga penutupan rapat umum tahunan perseroan yang akan dilaksanakan pada tahun 2024.
Post Views: 6
