Connect with us

[Kolom Pakar] Prof Tjandra Yoga Aditama: Antisipasi Tsunami COVID-19, Seiring Kasusnya Meningkat di Dunia

Berita

[Kolom Pakar] Prof Tjandra Yoga Aditama: Antisipasi Tsunami COVID-19, Seiring Kasusnya Meningkat di Dunia

POJOK KUTIM

Liputan6.com, Jakarta – Pada Webinar RS YARSI, saya memberikan pidato “Prediksi Tsunami COVID-19 di Akhir Tahun 2023”. Yang ingin saya sampaikan adalah pada tanggal 22 Desember 2023, Organisasi Kesehatan Dunia merilis laporan epidemiologi terbaru mengenai COVID-19.

Laporan bulan lalu menunjukkan jumlah kasus global COVID-19 pada hari ke-28 hingga 20 November 2023, sejak Oktober mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya dan kini semakin meningkat.

Saat ini, jumlah kasus baru COVID-19 di seluruh dunia antara 20 November dan 17 Desember 2023 (lebih dari 850.000) telah meningkat sebesar 52% dibandingkan 28 hari sebelumnya.

Sebaliknya, antara tanggal 20 November hingga 17 Desember 2023, jumlah kematian baru mengalami penurunan sebesar 8% dibandingkan 28 hari sebelumnya (lebih dari 3.000 kematian). Pada 17 Desember 2023, terdapat lebih dari 772 juta kasus COVID-19 yang terkonfirmasi dan hampir 7 juta kematian.

Menurut data global antara 13 November dan 10 Desember 2023, rumah sakit merawat lebih dari 118.000 kasus baru COVID-19 dan lebih dari 1.600 pasien dirawat di ICU (“Unit Perawatan Intensif”). Hal ini mencerminkan peningkatan penerimaan rumah sakit sebesar 23% secara global dan peningkatan penerimaan ICU sebesar 51%.

Alangkah baiknya jika negara kita bisa memberikan laporan harian yang detail mengenai peningkatan kasus COVID-19, termasuk kematian, rawat inap, dan masuk ICU. Sehingga kita sebagai anggota masyarakat dapat memperoleh informasi-informasi terkini yang “update”. Dengan cara ini, tingkat peringatan dapat disesuaikan dengan situasi saat ini.

Seperti diketahui, mulai 18 Desember 2023, WHO menetapkan JN.1 (sebenarnya merupakan sub-garis keturunan dari Omicron BA.2.86) sebagai varian kepentingannya sendiri (VOI), terpisah dari induk BA.2.86-nya. . Alasan WHO melakukan hal ini adalah karena prevalensi JN.1 meningkat secara global pada minggu lalu, dan situasi yang sama juga terjadi di negara saya, Singapura dan tempat lainnya.

Memang JN.1. Peningkatannya merupakan yang tertinggi, namun secara keseluruhan varian EG.5 tetap menjadi yang paling banyak dilaporkan VOI. Alangkah baiknya jika dari waktu ke waktu kita juga mendapat informasi yang lebih lengkap dan detail mengenai berbagai varian dan sub varian yang ada di negara kita, terutama saat libur Natal dan kemungkinan berkumpulnya orang-orang selama masa kampanye kebijakan hingga Februari 2024. nah. .

Profesor Tjandra Yoga Aditama

Direktur Studi Pascasarjana Universitas YARSI

Baca selengkapnya…

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Berita

To Top